Friday, August 13, 2010

Kraken Monster dari Laut

Kata Kraken sendiri
berasal dari Kata
"Krake" dari bahasa
Skandinavia yang
artinya merujuk
kepada hewan yang
tidak sehat atau
sesuatu yang aneh.
Kata ini masih
digunakan di dalam
bahasa jerman
modern untuk
merujuk kepada
Gurita.


Begitu populernya
makhluk ini sampai-
sampai ia sering
disinggung di dalam
film-film populer
seperti Pirates of the
Caribbean atau Clash
of The Titans. Jika
ada makhluk raksasa
penguasa lautan,
maka Krakenlah
namanya.
Karakter Kraken
Kita mungkin
mengira Kraken
hanyalah sebuah
bagian dari dongeng,
namun sebenarnya
tidak demikian.
Sebutan Kraken
pertama kali muncul
dalam buku Systema
Naturae yang ditulis
Carolus Linnaeus
pada tahun 1735.
Mr. Linnaeus adalah
orang yang pertama
kali mengklasifikasi
makhluk hidup ke
dalam golongan-
golongannya. Dalam
bukunya itu, ia
mengklasifikasikan
Kraken ke dalam
golongan
Chepalopoda dengan
nama latin
Microcosmus. Jadi,
boleh dibilang kalau
Kraken memiliki
tempat di dalam
sains modern.
Erik Ludvigsen
Pontopiddan, Uskup
Bergen yang juga
seorang naturalis,
pernah menulis di
dalam bukunya
Natural History of
Norway yang terbit
tahun 1752 kalau
Kraken "tidak bisa
disangkal, adalah
monster laut
terbesar yang
pernah dikenal".


Menurut
Pontopiddan, Kraken
memiliki ukuran
sebesar sebuah
pulau yang terapung
dan memiliki
tentakel seperti
bintang laut. Ia juga
menyebutkan kalau
makhluk ini bisa
menggulung kapal
yang lewat dengan
tentakelnya dan
menariknya ke dasar
lautan. Namun,
menurut
Pontopiddan, bahaya
terutama dari
Kraken adalah riak
air yang dashyat
ketika ia menyelam
ke dalam laut. Riak
itu bisa
menenggelamkan
kapal yang ada di
dekatnya.
Menariknya, selain
menggambarkan
Kraken sebagai
makhluk yang
berbahaya,
Pontopiddan juga
menulis mengenai
sisi lain dari makhluk
misterius ini. Ia
menyebutkan kalau
ikan-ikan di laut suka
berada di dekat
Kraken. Karena itu
juga, para nelayan
Norwegia yang
mengetahui hal ini
suka mengambil
risiko untuk
menangkap ikan
dengan membawa
kapalnya hingga
berada tepat di atas
Kraken.
Jika mereka pulang
dengan membawa
hasil tangkapan yang
banyak, para
penduduk desa tahu
kalau para nelayan
tersebut pastilah
telah menangkap
ikan tepat di atas
Kraken.
Sejak lama, makhluk
ini hanya dianggap
sebagai bagian dari
Mitologi kuno yang
setara dengan
sebuah dongeng.
Namun ketika sisa-
sisa bangkai monster
ini terdampar di
pantai Albaek,
Denmark, Pada tahun
1853, para ilmuwan
mulai menyadari
kalau legenda
mengenai Kraken
mungkin memang
berdasarkan pada
sesuatu yang nyata,
yaitu cumi-cumi
raksasa (Giant Squid)
, cumi-cumi kolosal
(Colossal Squid) atau
Gurita raksasa (Giant
Octopus).


Seberapa besarkan
seekor cumi atau
gurita bisa
bertumbuh?
Benarkan mereka
bisa menyerang
sebuah kapal besar
seperti yang
digambarkan di film-
film?
Penampakan
Signifikan
Pada tahun 1801,
Pierre Denys de
Montfort yang
menyelidiki subjek
mengenai Kraken
menemukan kalau di
Kapel St.Thomas di
St.Malo, Brittany,
Perancis, ada sebuah
lukisan yang
menggambarkan
seekor gurita
raksasa sedang
menyerang sebuah
kapal dengan cara
menggulungnya
dengan tentakelnya.
Insiden yang
tergambar dalam
lukisan tersebut
ternyata
berdasarkan pada
peristiwa nyata.

Dikisahkan kalau
kapal tersebut
adalah kapal
Norwegia yang
sedang berada di
lepas pantai Angola.
Ketika mendapatkan
serangan tak
terduga tersebut,
para pelaut di atas
kapal lalu membuat
sebuah kaul untuk
St.Thomas yaitu jika
mereka dapat
terlepas dari bahaya
ini, mereka akan
melakukan
perjalanan ziarah.
Para awak kapal
kemudian
mengambil kapak
dan mulai melawan
monster itu dengan
memotong tentakel-
tentakelnya.
Monster itupun pergi.
Sebagai pemenuhan
atas kaul itu, para
awak kemudian
mengunjungi Kapel
St.Thomas di
Britanny dan
menggantung
lukisan itu sebagai
ilustrasi atas
peristiwa yang
menimpa mereka.
Sayangnya,
peristiwa yang
menimpa para pelaut
itu tidak diketahui
persis tahun
terjadinya. Namun,
paling tidak,
penyerangan
monster raksasa
terhadap sebuah
kapal tidak bisa
dibilang sebagai
mitos semata.
Selain kisah lukisan
di Kapel St.Thomas,
Mr.Monfort juga
menceritakan
perjumpaan lain
dengan makhluk
serupa cumi atau
gurita raksasa yang
dialami oleh kapten
Jean-Magnus Dens
dari Denmark yang
bertemu dengan
makhluk itu juga di
lepas pantai Angola.
Makhluk raksasa itu
menyerang kapal
mereka dan bahkan
berhasil membunuh
tiga awaknya.
Para awak kapal
yang lain tidak
tinggal diam dan
segera mengambil
meriam dan
menembakkannya
ke monster itu
berulang-ulang
hingga ia menghilang
ke dalam lautan.
Kapten Dens
memperkirakan
monster itu memiliki
panjang 11 meter.
Kisah lain terjadi
pada tanggal 30
November 1861.
Ketika sedang
berlayar di
kepulauan Canary,
para awak kapal
Perancis, Alencton,
menyaksikan seekor
monster laut raksasa
berenang tidak jauh
dari kapal. Para
pelaut segera
menyiapkan peluru
dan mortir yang
kemudian
ditembakkannya ke
arah monster itu.
Monster yang
ketakutan dengan
segera berenang
menjauh. Namun,
kapal Alencton
segera diarahkan
untuk mengejarnya.
Ketika mereka
berhasil
mendekatinya,
garpu-garpu besi
segera dihujamkan
ke tubuh monster itu
dan jaring segera
dilemparkan. Ketika
para awak
mengangkat jaring
itu, tubuh monster
itu patah dan hancur
yang kemudian
segera jatuh ke
dalam air dengan
menyisakan hanya
sebagian dari
tentakelnya.
Ketika kapal itu
mendarat dan
tentakel itu
diperlihatkan kepada
komunitas ilmuwan,
mereka sepakat
kalau para awak
kapal mungkin telah
menyaksikan seekor
cumi raksasa dengan
panjang sekitar 8
meter.
Pada bulan Oktober
1873, seorang
nelayan bernama
Theophile Piccot dan
anaknya berhasil
menemukan
tentakel cumi
raksasa di
Newfoundland.
Setelah diukur, para
peneliti
menyimpulkan kalau
hewan itu
kemungkinan
memiliki panjang
hingga 11 meter.
Pada tahun 1924,
Frank T.Bullen
menerbitkan sebuah
buku yang berjudul
The Cruise of the
Chacalot. Dalam buku
ini, Bullen
menceritakan
sebuah kisah luar
biasa yang disebut
terjadi pada tahun
1875. Kisah ini
membuat Kraken
mendapatkan musuh
abadinya, yaitu Paus
Penyembur (Sperm
Whale).
Menurut Bullen, pada
tahun 1875 ia sedang
berada di sebuah
kapal yang sedang
berlayar di selat
Malaka. Ketika
malam bulan
purnama, ia melihat
ada sebuah riakan
besar di air.
"Ada gerakan besar
di dalam laut saat
purnama. Aku meraih
teropong malam
yang selalu siap di
gantungannya. Aku
melihat seekor paus
penyembur besar
sedang terlibat
perang hebat dengan
seekor cumi-cumi
yang memiliki tubuh
hampir sebesar paus
itu. Kepala paus itu
terlihat lincah seperti
tangan saja
layaknya. Paus itu
terlihat sedang
menggigit tentakel
cumi itu dengan
sistematis. Di
samping kepalanya
yang hitam, juga
terlihat kepala cumi
yang besar.
Mengerikan, aku
tidak pernah
membayangkan ada
cumi dengan kepala
sebesar itu."
Mendengar
kesaksian Bullen,
kita mungkin
tergoda untuk
mengatakan kalau ia
membesar-besarkan
atau mungkin
mengarangnya saja.
Namun, pada
Oktober 2009,
komunitas ilmuwan
menyadari kalau
kisah yang
diceritakan Bullen
mungkin memang
bukan sekedar cerita
fiksi. Cumi raksasa
memang
bermusuhan dengan
Paus Penyembur.
Di wilayah perairan
di pulau Bonin di
Jepang, para peneliti
kelautan berhasil
mendapatkan foto-
foto langka yang
memperlihatkan
seekor paus
penyembur sedang
menyantap seekor
cumi raksasa yang
diperkirakan
memiliki panjang 9
meter.
Dendam lama tidak
pernah berakhir.

No comments:

Post a Comment