Sunday, November 21, 2010

Menguak misteri batu-batu berjalan


Pernah
dengar misteri batu
meluncur atau batu
berjalan? Ya, batu
berjalan menjadi
salah satu misteri
yang paling menarik
dari Death Valley
National Park,
tepatnya di danau
kering Racetrack
Playa, California-AS.
Batu berjalan itu
dapat ditemukan
dengan mudah di
permukaan Playa
dengan jejak
panjang di
belakangnya.
Bagaimana mereka
dapat bergerak
atau berpindah
masih menjadi
misteri besar di
benak para peneliti.
Pasalnya, batu yang
berjalan tidak
hanya batu kecil
yang mudah tertiup
oleh angin. Ada
beberapa batu
besar dengan berat
ratusan kilogram
yang juga turut
"jalan-jalan".
Pertanyaan besar
yang tentu saja
akan muncul
kemudian:
bagaimana cara
mereke bergerak?
Ini menjadi
tantangan besar
bagi para peneliti.
Mengapa fenomena
ini menjadi misteri?
Karena, tidak ada
satu orang pun yang
pernah melihat ia
berjalan.
Sampai hari ini,
faktanya adalah
tidak ada seorang
atau satu organisasi
pun yang
mengetahui
bagaimana batu-
batu itu bisa
berpindah tempat,
meski beberapa
orang sudah
mempunyai
penjelasannya
masing-masing
menurut nalar.
Menarik untuk
disimak.

Tapi, sebelumnya,
sekadar diketahui
apa dan di mana
Racetrack Playa.
Racetrack Playa
adalah danau kering
yang datar dengan
panjang empat
kilometer dan lebar
sekitar dua
kilometer. Terletak
di California-AS,
permukaannya
terdiri dari batuan
sedimen yang
terbuat dari lumpur
dan tanah liat.
Iklim di daerah ini
juga kering. Hujan
hanya terjadi
beberapa inci per
tahun. Namun, saat
hujan, pegunungan
terjal yang
mengelilingi
Racetrack Playa
akan menyuplai air
ke permukaan
danau dan
menyulapnya
menjadi danau
dangkal yang
sangat luas.
Sayangnya, ini
hanya bertahan
beberapa hari saja.
Setelah itu, dalam
keadaan basah,
permukaannya
berubah menjadi
lumpur yang lembut
dan licin.
Ada beberapa
asumsi atau
penjelasan tentang
mengapa batu-batu
di Racetrack Playa
dapat berjalan.
Semua penjelasan
tersebut masuk
akal. Bisa jadi Anda
setuju dengan salah
satunya. Namun,
sampai saat ini
belum ada yang
dapat
membuktikannya
bersama-sama
secara ilmiah.
Apakah mereka
digerakkan oleh
manusia atau
hewan?
Jejak yang
terbentuk di
belakang batu
menunjukkan
bahwa batu-batu
berjalan itu
berpindah saat
permukaan
Racetrack Playa
masih ditutupi
dengan lumpur yang
sangat lembut. Dan,
di sekitar jejak
batu, tidak ada
lumpur yang rusak
akibat jejak
makhluk hidup
lainnya. Artinya,
sangat kecil
kemungkinan batu
tersebut
dipindahkan oleh
manusia dan
hewan.
Apakah mereka
digerakkan oleh
angin?
Ini penjelasan paling
favorit dan dipilih
banyak orang
karena dinilai paling
mungkin. Bukan asal
tebak atau sekedar
menerka-nerka.
Tapi, jika dipelajari
dari jejak batu yang
berjalan, arahnya
sejajar dengan arah
angin yang
berhembus di
Racetrack Playa,
yakni dari barat
daya ke arah timur
laut.
Hembusan angin
kencang
diperkirakan
mampu menyenggol
batu sampai
berpindah tempat.
Kurva pada jejak
batu tersebut
dibentuk oleh
pergeseran arah
angin yang
membawanya,
karena interaksi
angin dan batu tidak
teratur.

Apakah mereka
digerakkan oleh es?
Beberapa orang
mengaku sempat
menyaksikan
Racetrack Playa
tertutup oleh
lapisan es tipis.
Idenya, air
membeku di sekitar
batu. Lalu, angin
berhembus di atas
permukaan es dan
menyeret lapisan es
berikut batu yang
tertancap di
permukaan es.
Beberapa penelitian
telah menemukan
jejak sangat
kongruen pada
beberapa batu.
Namun, seharusnya
pengangkutan
lapisan es besar
diharapkan
meninggalkan tanda
para permukaan
Playa. Sampai saat
ini, tanda tersebut
belum bisa
dibuktikan.
Mungkin Anda
setuju dengan salah
satu dari beberapa
penjelasan di atas.
Atau, tidak ada
salahnya jika Anda
mempunyai
penjelasan lain yang
berbeda. Tetapi,
mungkin cerita ini
akan tetap menarik
jika jawabannya
tidak pernah
diketahui dan
menjadi misteri.

No comments:

Post a Comment