Sekelompok
arkeolog
menemukan
sebuah kapak
batu yang berusia
sekitar 35.500
tahun di Amhem
Land, sebuah
wilayah seluas
97.000 kilometer
yang terletak di
bagian utara
Darwin, Australia
dan merupakan
tanah suci suku
Aborigin. Kapak
yang ditemukan
merupakan jenis
kapak ground
edge, yaitu jenis
kapak yang
bagian pinggirnya
diasah sehingga
lebih tajam.
Kapak tersebut
diklaim
merupakan jenis
kapak ground
edge yang tertua,
mengalahkan
kapak serupa
berusia antara
20.000-30.000
tahun yang
ditemukan di
Jepang dan
bagian Australia
lain sebelumnya.
Bruno David,
ilmuwan Monash
University yang
menemukan
kapak tersebut
menjelaskan
bukti-bukti
bahwa kapak
tersebut
merupakan
ground edge.
"Kita bisa melihat
tanda pada
bagian tepi
kapak. Orang
yang
menggunakan
kapak itu
mengasahnya
dengan batu
sehingga
permukaannya
lebih halus," jelas
David seperti
dilansir situs
Discovery hari
Jumat (5/11/10)
lalu.
David
mengungkapkan,
temuan ini bisa
menggoyahkan
pandangan
bahwa kapak
berasal dari
Eropa. "Arti
penemuan ini
adalah kita bisa
mengetahui
bahwa pandangan
konvensional
yang menyatakan
kapak berasal
dari eropa tidak
berlaku secara
global. Kita harus
berpikir dengan
cara yang
berbeda,"
paparnya.
Selain itu,
penelitian ini juga bisa menjadi
bukti bahwa
kaum Aborigin
Jawoyn yang
mendiami
wilayah tersebut
telah
mengembangkan
teknologi yang
menunjang
hidupnya.
"Pengasahan
batu menunjukkan
adanya teknologi
yang
meningkatkan
efisiensi.
Penemuan
teknologi ini
setara dengan
penemuan busur
dan panah," ucap David.
Anggota suku
Aborigin yang
mengundang
para arkeolog ke
tanah sucinya
mengatakan
bahwa penelitian
itu bisa membuka
hubungan yang
sangat bermakna
dengan para
leluhur. "Saya
ingin mengetahui
kebenaran
(tentang kapak
batu). sekarang
saya sudah
mengetahuinya.
saya merasa
senang," ungkap
Margaret
Katherine, pemilik tanah di Amhem Land. (KOMPAS)
No comments:
Post a Comment