Keluarga manusia es
Oetzi yang
ditemukan 20 tahun
lalu di gletser Alpine
berhasil diteliti oleh
ilmuwan. Oetzi
adalah mummi
tertua bahkan lebih
tua dari mummi
Mesir.
Seperti dikutip dari
The Independent,
Oetzi yang saat ini
berada dalam kotak
kaca steril dengan
kadar kelembapan
100%, merupakan
mummi tertua yang
pernah ditemukan.
Bahkan, mummi
Mesir lebih muda
setidaknya 1000
tahun.
Ilmuwan saat ini
telah mampu
mengambil DNA dari
tulang panggul Oerzi
untuk melacak
bentuk keturunan
genetik dari manusia
kuno ini.
Dr Albert Zink,
direktur Institute
Iceman, Bolzano
bersama rekannya
mengatakan bahwa
ekstraksi DNA ini
dapat digunakan
untuk memahami
penyakit diabetes,
hipertensi dan
kanker.
“Ada mutasi gen
kunci berkaitan
dengan penyakit
seperti kanker dan
diabetes. Kami ingin
melihat apakah
penyakit tersebut
hadir di diri Oetzi
atau muncul baru-
baru ini, ” ujar Zink.
“Dari perbandingan
mitokondria DNA,
kami tidak
menemukan jenis
keturunan apapun di
wilayah ini. Namun,
berdasarkan
keseluruhan genom,
ada kemungkinan
soal itu. Kami melihat
bahwa keberadaan
Oetzi akan
memberikan banyak
informasi,” ujar
Zink lagi.
Oetzi yang memiliki
berat sekitar 59
kilogram dan berusia
45 tahun saat
meninggal memiliki
tiga tulang rusuk
yang patah, luka
parah di tangan,
serta adanya parasit
usus dan kutu.
Awalnya
diperkirakan bahwa
Oetzi meninggal
karena mati beku
dalam badai salju.
Namun, terungkap
bahwa di tubuh Oetzi
ditemukan panah
berkepala batu yang
masuk melalui bahu
dan berhenti di sisi
kiri paru-paru. Oetzi
diperkirakan telah
dibunuh karena
pembuluh darah
utama pecah
sehingga merusak
jantung.
“Melihat tingkat
kerusakan pembuluh
nadi besar,
diperkirakan bahwa
Oetzi meninggal
karena kehabisan
darah. Ia mati
dengan cara yang
cepat.
No comments:
Post a Comment